Kasus Salah Tangkap di Amerika
Hadiah Rp 18 M Untuk 23 Tahun Penjara
Nasib baik mendatangi Thomas Mc Gowan setelah ia
mendekam di Penjara untuk kesalahan yang tidak pernah diperbuatnya. Pada tahun
2008, ia dibebaskan setelah hasil tes DNA menyatakan ia bukan pelaku
pemerkosaan yang terjadi hampir 23 tahun yang lalu. Kesalahan penangkapan ini
terjadi di Negara bagian Texas, Amerika Serikat.
Kejadian bermula pada tanggal 7 Mei 1985 ketika
seorang perempuan diserang oleh laki-laki keturunan Afro-Amerika tak dikenal
dalam sebuah rumah. Ia diancam dengan sebilau pisau dan dipaksa untuk
menanggalkan pakaian. Mulut dan wajah korban diikat dengan jubah sedangkan
tangannya diikat menggunakan ikat pinggang.
Agar tidak meninggalkan sidik jari, pelaku
menggunakan sarung ditangan kanannya. Kemudian pelaku memperkosa korban dan
meninggalkannya. Korban kemudian menghubungi polisi setempat yang segera datang
dan membawa korban menuju RS. Di RS inilah, dokter mengambil contoh sperma yang
tercecer pada tubuh korban.
Korban memberi keterangan kepada polisi tentang
cirri-ciri fisik pelaku. Saat melakukan identifikasi terhadap beberapa foto
yang diduga sebagai pelaku, korban melihat foto Thomas Mc Gowan dan menduga ia
adalah sang pelaku. Polisi mengatakan pada korban bahwa ia harus yakin dengan
keterangannya itu. Korban kemudian mengatakan bahwa Mc Gowan-lah pelakunya.
Untuk kesalahan identifikasi ini, Mc Gowan harus
menjalani dua persidangan pada tahun 1985 untuk kasus pencurian dan tahun 1986
untuk kasus kekerasan seksual yang keduanya berakhir dengan hukuman seumur
hidup. Permohonan bandingpun ditolak oleh pengadilan.
Setelah hampir 23 tahun dipenjara, pada tahun 2007 ia
mendapat bantuan dari lembaga hukum yang kemudian mengusulkan dilakukan tes DNA
untuk membuktikan apakah Mc Gowan merupakan pelaku sebenarnya atau bukan.
Setahun kemudian, baru kemudian tes DNA dilaksanakan.
Sejak Usia 20 Tahun
Test DNA dimulai dari sperma yang ada ditubuh korban
untuk dicocokkan dengan DNA Mc Gowan. Dan hasilnya sungguh mencengangkan karena
menyingkapi tabir kebenaran yang tersimpan selama 23 tahun. Pengadilan kemudian
memutuskan bahwa Mc Gowan bukan pelaku penyerangan dan pencurian, dan juga
pemerkosaan yang terjadi pada tahun 1985 itu.
Identifikasi melalui test DNA menjadi terobosan baru
yang akurat untuk menangkap pelaku kejahatan kriminal. Secara umum kasus yang
dialami Mc Gowan memperlihatkan betapa kesalahan identifikasi yang dilakukan
oleh saksi mata mampu mengubah sisa hidup seseorang.
Mc Gowan kemudian ditahan pada usia 20 tahun dan
telah menghabiskan 23 tahun dibalik jeruji besi. Kehidupannya dibalik penjara
dihabiskan dengan mengikuti kursus kejuruan dan bekerja sebagai penjaga.
Sebagai bentuk kompensasi, setahun setelah dibebaskan dari tahanan, Mc Gowan
memperoleh biaya pengganti sebesar 1,8 juta dollar.
Peraturan memberi kompensasi dengan uang merupakan
hal yang baru di negara bagian Texas. Peraturan tersebut baru disahkan pada
September tahun 2009 lalu. Selain uang, para mantan narapidana ini akan
memperoleh pelayanan sosial seperti pelatihan kerja, bimbingan kredit dan
pelayanan kesehatan, dan mereka juga akan dibantu seorang pekerja sosial untuk
mengelola keuangannya secara baik.
Dari Amerika ke
Indonesia
Kisah MC Gowan merupakan salah satu dari kasus salah
tangkap yang terjadi di Texas. Selain Mc Gowan, terdapat pula James Woodard
yang ditahan selama 27 tahun karena dituduh memperkosa dan membunuh teman
wanitanya. Begitu pula Steven Phillips yang ditahan 24 tahun untuk kejahatan
sexual yang tidak pernah dilakukannya. Menurut laman innocence project, sebuah lembaga bantuan hukum milik Cordozo School of Law, setidaknya ada 31
orang Texas yang dibebaskan karena hasil tes DNA membuktikan bahwa mereka tidak
bersalah seperti kasus Mc Gowan tersebut.
Di Indonesia, kasus salah tangkap juga pernah
terjadi. Salah satu contoh adalah kasus salah tangkap terhadap penangkapan
pelaku pembunuhan Asrori. Sayangnya, perkara salah tangkap belum pernah
berujung kompensasi uang adil bagi yang bersangkutan.
Disadur Ian Haba Ora